Rabu, 28 Desember 2011

Suka-duka menjadi assisten

Mungkin banyak orang mengira menjadi seorang assisten itu selalu senang, padahal yang sebenarnya tidak seperti itu. Saya adalah salah satu assisten di laboratorium elektronika dan komputer. Sudah sekitar satu tahun saya menjadi seorang assisten.

Suka yang saya rasakan yaitu ilmu yang saya dapatkan lebih banyak, seperti pelajaran baik eletronika maupun computer yang berupa program-program. Selain itu saya juga mendapatkan ilmu softskill, seperti berbicara di depan orang banyak dan bagaimana cara menghadapi banyakm orang yang memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Semua ilmu tersebut saya dapatkan ketika saya menjadi assisten dan tidak saya dapatkan di kelas.

Duka yang saya rasakan yaitu selalu dituntut untuk berpikir cepat, karena materi yang diberikan kepada saya harus cepat saya pahami, kemudian harus saya ajarkan kembali kepada mahasiswa yang menjadi praktikan saya. Sikap disiplin dan profesionalisme benar-benar dituntut. Ketika saya harus mengajar teman-teman saya sendiri, sikap profesionalisme saya benar-benar dituntut. Saya harus bisa menempatkan diri. Saat praktikum, saya harus bersikap kepada mereka sebagai praktikan saya. Selain itu, duka lain yang saya rasakan yaitu ketika mahasiwa lain liburan semester, saya tidak tidak libur karena saya harus tetap dating ke laboratorium untuk evaluasi praktikum dan saya juga harus mengikuti “crash praktikum” yaiutu percepatan praktikum. Sehinnga sebelum saya mengajar, saya harus praktikum terlebih dahulu. Mahasiwa yang lain, satu praktikum itu 1 semester, namun saya 1 praktikum hanya 2-3 hari saja. Bisa dibayangkan betapa sulitnya praktikum yang seharusnya 1 semester hanya menjadi 2-3 hari saja.

Itulah suka-dukanya menjadi seorang assisten. Namun. Semua itu tidak saya jadikan beban. Melainkan saya jadikan pengalaman berharga yang dapat bermanfaat untuk masa depan saya nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar